TUGAS MENULIS 3 PROPOSAL PENELITIAN
ANALISIS RELASI MAKNA ADJEKTIVA DASAR DALAM BAHASA
MELAYU DIALEK SAMBAS
DOSEN PENGAMPU: DRS. AHADI SULISUSIAWAN, M.PD.
OLEH:
URAY ELDY FIRMANSYAH
F11410018
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2012
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa dan atas segala
rahmat-Nya sehingga peneliti
dapat menyelesaikan proposal
Menulis 3 dengan judul Analisis Relasi Makna Adjektiva Dasar dalam Bahasa
Melayu Dialek Sambas. Proposal ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Menulis 3.
Peneliti mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyusun karya tulis ini,
Khususnya kepada:
1. Drs.
Ahadi Sulisusiawan,
M.Pd. selaku dosen mata kuliah Menulis 3
sekaligus sebagai dosen pembimbing proposal
ini.
2. Seluruh
teman-teman yang telah membantu dalam
penyusunan proposal
ini.
Peneliti sudah berusaha
semaksimal mungkin untuk menyusun rancangan
ini oleh karena itu, Kritik dan saran para pembaca akan penyusun terima
dengan senang hati demi penyempurnaan rancangan ini dimasa yang akan
datang. Semoga proposal ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya serta dapat dijadikan sebagai masukan dalam membina
dan mengembangkan kegiatan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Pontianak, Oktober
2012
Peneliti,
Uray Eldy Firmansyah
F11410018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
...............................................................................................................
DAFTAR ISI
..............................................................................................................................
RENCANA PENELITIAN
.......................................................................................................
1.
Judul
Penelitian
.............................................................................................................
2.
Latar
Belakang ..............................................................................................................
3.
Masalah
Penelitian
........................................................................................................
4.
Ruang
Lingkup Penelitian ............................................................................................
5.
Tujuan
Penelitian ..........................................................................................................
6.
Manfaat
Penelitian ........................................................................................................
7.
Penjelasan
Istilah ...........................................................................................................
8.
Kajian
Pustaka ..............................................................................................................
8.1
Adjektiva
...................................................................................................................
8.2
Makna .......................................................................................................................
8.3
Relasi Makna Adjektiva Dasar ..................................................................................
9.
Metodologi
Penelitian ...................................................................................................
9.1
Metode Penelitian
....................................................................................................
9.2
Bentuk Penelitian .....................................................................................................
9.3
Sumber Data dan Data
.............................................................................................
9.4
Informan Penelitian ..................................................................................................
9.5
Teknik dan Alat Pengumpulan data
..........................................................................
9.6
Teknik Analisis Data..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
................................................................................................................
RANCANGAN PENELITIAN
1. Judul Penelitian
ANALISIS RELASI MAKNA
ADJEKTIVA DASAR DALAM BAHASA MELAYU DIALEK SAMBAS
2. Latar Belakang
Bahasa
mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bahasa merupakan
alat yang digunakan oleh manusia untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan
kehendak sehingga terjadi komunikasi dan interaksi dalam kehidupan masyarakat.
Melihat pentingnya peranan bahasa, tidak mungkin manusia dapat dipisahkan dari
suatu bahasa dalam kehidupan sehari-hari dengan berbagai perbuatannya, bahkan
tidak terlalu berbelebihan dinyatakan bahwa apabila tanpa bahasa manusia tidak
dapat mewujudkan segala pikiran dan perasaannya.
Dalam
wilayah NKRI, selain bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, terdapat
berbagai macam bahasa daerah. Terdapatnya berbagai macam bahasa daerah tersebut
mencerminkan keanekaragaman bangsa Indonesia yang merupakan peninggalan budaya
dari nenek moyang bahasa mereka. Oleh karena itu, bahasa daerah perlu dibina
dan dipelihara karena merupakan identitas suatu daerah.
Dalam
rangka pembinaan dan pemeliharaan bahasa daerah, berbagai usaha telah dilakukan
yaitu dengan penelitian terhadap bahasa daerah tersebut. Hal ini dilakukan
dengan kesadaran bahwa fungsi bahasa daerah sangat penting dalam masyarakat
Indonesia dan dapat disumbangkan bagi perkembangan bahasa Indonesia.
Bahasa
Melayu Dialek Sambas (BMDS) merupakan sebuah alat komunikasi yang digunakan
oleh masyarakat di Kabupaten Sambas dan Kotamadya Singkawang. Bahasa tersebut
sampai sekarang masih dipakai dan dipelihara oleh masyarakat penuturnya. Bagi
masyarakat penuturnya, fungsi bahasa Melayu dialek Sambas mempunyai kesamaan
dengan fungsi bahasa-bahasa daerah lainnya, yaitu sebagai (1) lambang kebanggan
daerah, (2) lambang identitas daerah, dan (3) alat penghubung di dalam keluarga
dan masyarakat daerah.
Pada
kesempatan ini, peneliti akan meneliti bahasa Melayu dialek Sambas, khususnya
tentang adjektiva atau kata sifat untuk mengetahui relasi maknanya. Adapun
alasan peneliti memilih adjektiva sebagai objek adalah (1) relasi makna
adjektiva bahasa Melayu dialek Sambas sebagai tugas mata kuliah Menulis 3, (2)
adjektiva dalam bahasa Melayu dialek Sambas memiliki kemiripan dengan adjektiva
dalam bahasa Indonesia. Dari kenyataan itu, peneliti ingin mengetahui apakah
dengan kemiripan tersebut memiliki relasi makna yang mirip juga. Dengan
pertimbangan pembahasan tentang adjektiva akan terlalu luas, maka penelitian
ini akan dibatasi pada adjektiva dasar saja.
Adapun
alasan peneliti memilih bahasa Melayu disalek Sambas ialah untuk mengangkat
keberadaan bahasa ini ke hadapan masyarakat, khususnya Kalimantan Barat. Hal
tersebut dikarenakan sampai saat ini belum adanya informasi lengkap yang
diperlukan dalam rangka pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia, serta
pemeliharaan bahasa daerah. Mengingat banyaknya kecamatan serta luasnya Wilayah
Kabupaten Sambas, maka penelitian ini dilakukan di Kecamtan Tebas. Sehubungan
dengan itu, data yang digunakan dalam penelitian bahasa Melayu dialek Sambas,
yang bervariasi Kecamatan Tebas.
Dalam
penelitian ini peneliti memfokuskan Desa Tebas Sungai, Kecamatan Tebas,
Kabupaten Sambas sebagai tempat pengambilan data. Alasan peneliti memilih Desa Tebas Sungai,
antara lain: pertama, di desa tersebut belum pernah dilakukan penelitian
terhadap bahasa dari aspek apapun. Kedua; mayoritas penduduknya adalah suku
Melayu.
Penelitian
ini diharapkan dapat menjadi bahan pembanding relasi makna kata dalam BMDS
dengan relasi makna adjektiva dasar dalam bahasa Indonesia dan bahasa Melayu
yang ada di Kalimantan Barat. Jika dikaitkan dengan pengajaran, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan masukan terutama sebagai bahan penunjang atau bahan
perbandingan dalam pengajaran relasi makna adjektiva dasar yang ada di SD, SMP,
dan SMA.
3. Masalah Penelitian
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah umum dalam
penelitian ini adalah bagaimana relasi makna adjektiva dalam bahasa Melayu
dialek Sambas? Masalah umum tersebut selanjutnya dibatasi pada submasalah
berikut.
a. Bagaimana
relasi makna sinonim adjektiva dasar dalam BMDS?
b. Bagaimana
relasi makna antonim adjektiva dasar dalam BMDS?
c. Bagaimana
relasi makna hiponim adjektiva dasar dalam BMDS?
d. Bagaimana
relasi makna polisemi adjektiva dasar dalam BMDS?
e. Bagaimana
relasi makna homonim adjektiva dasar dalam BMDS?
4. Ruang Lingkup
Penelitian
Agar
penelitian ini terarah, khususnya dalam bidang penampilan data, maka perlu
adanya ruang lingkup penelitian. Berkaitan dengan masalah penelitian, maka
ruang lingkup ini adalah sebagai berikut.
a. Pembahasan
sinonim dalam BMDS difokuskan hanya mendeskripsikan pasangan sinonim yang
berupa adjektiva dasar saja.
b. Pembahasan
antonim dalam BMDS difokuskan hanya mendeskripsikan pasangan antonim yang
berupa adjektiva dasar saja.
c. Pembahasan
hiponim dalam BMDS difokuskan hanya mendeskripsikan hiponim yang berupa
adjektiva dasar saja.
d. Pembahasan
polisemi dalam BMDS hanya mendeskripsikan polisemi yang berupa adjektiva dasar
saja.
e. Pembahasan
homonim dalam BMDS difokuskan hanya mendeskripsikan homonim yang berupa
adjektiva dasar saja.
5. Tujuan Penelitian
Tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut.
a.
Pendeskripsian relasi makna sinonim adjektiva dasar dalam BMDS.
b.
Pendeskripsian relasi makna antonim adjektiva dasar dalam BMDS.
c.
Pendeskripsian relasi makna hiponim adjektiva dasar dalam BMDS.
d.
Pendeskripsian relasi makna polisemi adjektiva dasar dalam BMDS.
e.
Pendeskripsian relasi makna homonim adjektiva dasar dalam BMDS.
6. Manfaat Penelitian
Manfaat
penelitian yaitu dapat membantu pembaca memahami aspek relasi makna adjektiva
dasar dalam BMDS. Hasil penelitian ini juga bisa dijadikan bahan rujukan untuk
penelitian bahasa yang berbeda, khusus nya tentang aspek relasi makna adjektiva
dasar.
7. Penjelasan Istilah
Dalam penelitian ini, beberapa istilah yang perlu dijelaskan agar tidak
terjadi salah pengertian antara penulis dengan pembaca.
a. Analisis
Berdasarkan
KBBI “analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri serta hubungannya antarbagian untuk memperoleh
pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.”
b. Relasi Makna
Menurut Chaer (1994:82) “relasi makna adalah hubungan
kemaknaan atau relasi semantic antara sebuah kata atau satuan bahasa lainnya
dengan kata atau satuan bahasa lainnya lagi.”
c. Adjektiva
Berdasarkan KBBI “Adjektiva (linguistik) : kata yang memberi keterangan
pada nomina (kata benda), yang umumnya bisa digabungkan dengan kata ‘sangat’
atau ‘lebih’. Dari pengertian di atas, adjektiva bisa diartikan sebagai kata
keterangan atau kata sifat, kata yang menerangkan sifat suatu benda.”
d. Bahasa Melayu dialek Sambas
(BMDS) adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat Melayu Sambas yang
bertempat tinggal di Kabupaten Sambas.
8. Kajian
Pustaka
8.1 Adjektiva
Adjektiva sering disebut juga kata sifat atau
kata keadaan. Menurut Moeliono (1993: 209), adjektiva adalah kata yang dipakai
untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda atau binatang dan menurut
Djajasudarma (1993c: 40) memiliki fungsi menerangkan benda atau kualitas benda,
peristiwa, keadaan, dan lain-lain.
Adjektiva,
menurut Kridalaksana dijelaskan sebagai kategori yang
ditandai oleh
kemungkinannya untuk (1) bergabung dengan kata tidak, (2) mendampingi nomina, (3)
didampingi kata-kata seperti: lebih, sangat, agak, (4) mempunyai ciri morfologis seperti –er
(dalam honorer),
-if (dalam sensitif), -i (dalam alami),
atau (5) dibentuk menjadi nomina dengan
konfiks ke-an,
seperti adil menjadi keadilan, halus menjadi kehalusan, yakin menjadi
keyakinan.
Berdasarkan
pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa adjektiva adalah semua kata yang
menerangkan sifat pada suatu kata dalam arti yang seluas-luasnya.
Ciri-ciri
Adjektiva
1.
Menurut Chaer, kata-kata yang dapat diikuti dengan kata keterangan sekali serta
dapat dibentuk menjadi kata ulang berimbuhan gabung se – nya, misalnya kata indah
(indah sekali, seindah-indahnya)
2.
Effendi (1995), Alwi et al (2003:171),
dan Kridalaksana (2005:59) mengungkapkan ciri-ciri adjektiva ini lebih
terperinci, yaitu adjektiva merupakan kategori yang memiliki kemungkinan untuk
(1) bergabung dengan partikel tidak, (2) mendampingi nomina, atau (3)
didampingi partikel seperti lebih, sangat, agak, (4) dapat hadir berdampingan
dengan kata lebih…daripada… atau paling untuk menyatakan tingkat perbandingan,
(5) mempunyai ciri-ciri morfologis, seperti – er, - if, (6) dapat dibentuk
menjadi nomina dengan konfiks ke – an, dan (7) dapat berfungsi atributif,
predikatif, dan pelengkap.
Adjektiva
Dasar
Sebagian besar adjektiva dasar
merupakan bentuk yang monomorfemis, meskipun ada yang berbentuk perulangan
semu. Perhatikan contoh berikut: arif, anggun, rajin, malas, besar, mewah,
putih, pura-pura, sia-sia.
a. Pengertian Makna
Menurut
Poerwadaminta dalam (1986:45) “ Makna: arti atau maksud.” Hornby dalam Pateda
(1986:45) berpendapat “makna ialah apa yang kita artikan atau apa yang kita
maksud.”
b. Makna Adjektiva
Relasi Makna
Adjektiva Dasar
Relasi
semantik adalah hubungan kemaknaan antara sebuah
kata atau satuan bahasa lainnya dengan kata atau satuan bahasa lainnya lagi.
Menurut Chaer (1994:82) “hubungan atau relasi kemaknaan ini mungkin menyangkut
hal kesamaan makna (sinonim), kebalikan makna (antonim), kegandaan makna
(polisemi dan ambiguitas), ketercakupan makna (hiponimi), kelainan makna
(homonimi), kelebihan makna (redudansi), dan sebagainya”.
Menurut
Soedjito (1992:76) “hubungan makna antarkata dapat berwujud (1) sinonim, (2)
antonim, (3) homonim, (4) polisemi, dan (5) hiponim.” Sedangkan, menurut Keraf
dalam paradila (2007:8) kelima macam relasi antara kata (sinonim, polisemi,
homonim, hiponim dan antonim) dapat dikelompokkan atas:
a. Relasi antara bentuk dan makna
yang melibatkan sinonim dan polisemi.
b. Relasi antara dua makna yang
melibatkan hiponim dan antonim.
c. Relasi antara dua bentuk yang
melibatkan homonim, yaitu satu bentuk mengacu kepada dua referen yang
berlainan.
Berdasarkan pendapat para ahli di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa adjektiva dasar memiliki lima macam relasi
makna yaitu sinonim, antonim, polisemi, hiponim, dan homonim.
a. sinonim
Menurut Soedjito (1992:76) “sinonim
ialah dua kata atau lebih yang memiliki makna yang sama atau hampir sama.”
b. antonim
Menurut Chaer (1994:88) “kata
antonim berasal dari kata Yunani kuno, yaitu onoma yang artinya nama dan anti
yang artinya melawan. Maka secara harfiah antonim berarti nama lain untuk benda
lain pula”.
c. Hiponim
Menurut Chaer (1994:98) “kata
hiponim berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma berarti nama dan hypo
berarti di bawah. Jadi secara harfiah berarti nama yang termasuk di bawah nama
lain.”
d. Polisemi
“polisemi adalah relasi makna suatu
kata yang memiliki makna yang lebih dari satu kata yang memiliki maknba yang
berbeda-beda tetapi masih dalam satu aluran arti” (Prawirusumantri dalam
Pradila 2007:12). Menurut Chaer (1994:101) “polisemi lazim diartikan sebagai
satuan bahasa nyang memiliki makna lebih dari satu.
e. Homonim
Menurut Chaer (1994:93) berpendapat
“homonim berasal dari bahasa Yunani kuno onoma
yang berarti nama dan homo yang
berarti sama. Secara harfiah homonim dapat diartikan sebagai nama sama untuk
benda atau hal lain.”
9. Metodologi Penelitian
9.1 Metode
Penelitian
Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini memberikan
gambaran secara rinci tentang adjektiva. Metode deskriptif adalah prosedur
pemecahan masalah dengan cara menggambarkan atau mengungkapkan subjek atau
objek yang diteliti secara apa adanya, artinya sesuai dengan fakta pada saat
penelitian itu dilakukan.
Sudaryanto (1988:62) mengemukakan
“metode deskriptif menyarankan bahwa penelitian yang dilakukan semata-mata
hanya berdasarkan fakta yang ada atau fenomena yang memang secara empiris hidup
pada penutur-penuturnya, sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa
perian bahasa yang biasa dikatakan sifatnya seperti potret: paparan seperti apa
adanya.”
Berdasarkan
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif adalah prosedur
pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan
objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada. Metode deskriptif digunakan
karena penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan adjektiva dasar BMDS.
9.2 Bentuk
Penelitian
Bentuk
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif merupakan bentuk penelitian yang menggambarkan suatu
keadaan dengan uraian. Menurut Djajasudarma (2003:17) “penelitian kualitatif
data yang dikumpulkan bukanlah angka-angka, dapat berupa kata-kata atau
gambaran sesuatu yang mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan,
foto, video, tape, dokumen pribadi dan yang lainnya.”
9.3 Sumber
Data dan Data
a. Sumber Data
Loflan
(dalam Moleong, 2004:154) mengatakan “sumber data utama dalam penelitian
kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan
seperti dokumen dan lain-lain.” Berkaitan dengan hal itu, sumber data dalam
penelitian ini adalah BMDS yang dituturkan oleh penuturnya di Desa Tebas
Sungai, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas yang dijadikan informan penelitian.
b. Data
Data
dalam penelitian ini adalah kata-kata yang mengandung relasi makna adjektiva
dasar BMDS yang digunakan oleh masyarakat di Desa Tebas Sungai, Kecamatan
Tebas, Kabupaten Sambas.
9.4 Informan
Penelitian
Menurut Mahsun dalam Pradila
(2007:21) criteria informan sebagai berikut.
a. berjenis kelamin pria atau
wanita;
b. berusia 25-65 tahun;
c. informan lahir dan dibesarkan di
daerah tersebut;
d. berpendidikan minimal SD;
e. mobilitas keluar daerah rendah;
f. sehat jasmani dan rohani;
g. pekerjaannya petani atau buruh;
h. sehari-hari menggunakan bahasa
daerah;
i. informan bersedia menjadi
informan penelitian
9.5 Teknik
dan Alat pengumpul Data
a. Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah komunikasi
langsung dengan wawancara dan percakapan. Teknik wawancara ini digunakan untuk
mengumpulkan data utama dalam pengumpulan data. Wawancara dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan pancingan yang mengarah pada kalimat yang mengandung
adjektiva dasar BMDS.
b. Alat Pengumpulan Data
Menurut
Moleong (2004:163) “cirri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan
dari pengamatan berperan serta, namun peranan penelitilah yang menentukan
keseluruhan skenarionya. Kedudukan peneliti sebagai instrument kunci merupakan perencana data, pelaksana
pengumpulan data, penganalisis data, penafsir data, dan pada akhirnya ia
menjadi pelapor hasil penelitian. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan
alat pengumpulan data sebagai berikut.
1. Instrumen penelitian yang berupa
daftar kosakata dan kalimat untuk menjaring data yang ditanyakan peneliti
kepada informan.
2. Alat peraga.
3. Kartu data yang digunakan untuk
mempermudah mengelompokkan data.
4. Alat perekam.
5. Cerita rakyat.
9.6 Teknik
Analisis Data
a. Transkripsi
Menurut
Moleong (2004:151) “transkripsi adalah salinan hasil wawancara dalam pita suara
ke dalam ketiakan di atas kertas.” Berdasarkan pendapat tersebut, pada tahap
ini pendeskripsian data yang telah diperoleh dilakukan setelah proses perekaman
dan pencatatan. Hasil pencatatan yang masih berupa data lisan kemudian
ditranskripsikan ke dalam teks tertulis.”
b. Penerjemahan
Pada
tahap ini, data yang telah ditranskripsikan ke dalam bahasa tulis,
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia agar mempermudah penulis menganalisis
data-data.
c. Klasifikasi
Data
yang telah ditranskripsikan, diklasifikasikan sesuai dengan submasalah yaitu
relasi makna dan jenis makna dari relasi makna adjektiva dasar.
d. Analisis Data
“Analisis
data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu
pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan hipotesis
kerja seperti yang disarankan oleh data” (Moleong, 2004:103). Berdasarkan
pendapat itu, pada tahap ini data yang sudah diklasifikasikan dianalisis sesuai
dengan rumusan masalah yaitu relasi makna adjektiva dasar.
e. Kesimpulan
Pada
tahap ini data disimpulkan sehingga diperoleh deskripsi linguistik secara
menyeluruh tentang relasi makna adjektiva dasar BMDS.
DAFTAR PUSTAKA
Affifuddin
dan Beni Ahmad Saebani. 2009. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Pustaka Setia.
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Chaer, Abdul. 1994. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia.
Jakarta: Rineka Cipta.
Djajasudarma, T. Fatimah. 2003. Semantik 2 Pemahaman Ilmu Makna.
Bandung: PT Refika.
Finoza, Lamuddin. 2002. Komposisi
Bahasa Indonesia; Untuk Mahasiswa Jurusan Bahasa. Jakarta: Insan Mulia.
Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Pradila, Cici. 2007. Relasi
Semantik Kata dalam Bahasa Melayu Dialek Sanggau (skripsi). Pontianak: FKIP
Untan.
Ramlan, M. 2001. Morfologi Suatu Tinajauan Deskriptif. Yogyakarta:
CV Karyono.
Tim Redaksi. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia; Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar