Selasa, 05 Maret 2013

Analisis Relasi Makna Adjektiva Dalam Bahasa Melayu Dialek Sambas


TUGAS MENULIS 3 PROPOSAL PENELITIAN
ANALISIS RELASI MAKNA ADJEKTIVA DASAR DALAM BAHASA MELAYU DIALEK SAMBAS
DOSEN PENGAMPU: DRS. AHADI SULISUSIAWAN, M.PD.

OLEH:
URAY ELDY FIRMANSYAH
F11410018














FAKULTAS KEGURUAN ILMU  PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2012
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa dan atas segala rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal Menulis 3 dengan judul Analisis Relasi Makna Adjektiva Dasar dalam Bahasa Melayu Dialek Sambas. Proposal  ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Menulis 3.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyusun karya tulis ini, Khususnya kepada:
1.      Drs. Ahadi Sulisusiawan, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Menulis 3 sekaligus sebagai dosen pembimbing proposal ini.
2.      Seluruh teman-teman yang telah membantu  dalam penyusunan proposal ini.
Peneliti sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun rancangan ini oleh karena itu, Kritik dan saran para pembaca akan penyusun terima dengan  senang hati demi penyempurnaan rancangan ini dimasa yang akan datang. Semoga proposal  ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi pembaca pada umumnya serta dapat dijadikan sebagai masukan dalam membina dan mengembangkan kegiatan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

Pontianak,   Oktober 2012
Peneliti,


Uray Eldy Firmansyah
F11410018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................
RENCANA PENELITIAN .......................................................................................................
1.      Judul Penelitian .............................................................................................................
2.      Latar Belakang ..............................................................................................................
3.      Masalah Penelitian ........................................................................................................
4.      Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................................
5.      Tujuan Penelitian ..........................................................................................................
6.      Manfaat Penelitian ........................................................................................................
7.      Penjelasan Istilah ...........................................................................................................
8.      Kajian Pustaka ..............................................................................................................
8.1 Adjektiva ...................................................................................................................
8.2 Makna .......................................................................................................................
8.3 Relasi Makna Adjektiva Dasar ..................................................................................
9.      Metodologi Penelitian ...................................................................................................
9.1 Metode Penelitian ....................................................................................................
9.2 Bentuk Penelitian .....................................................................................................
9.3 Sumber Data dan Data .............................................................................................
9.4 Informan Penelitian ..................................................................................................
9.5 Teknik dan Alat Pengumpulan data ..........................................................................
9.6 Teknik Analisis Data..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................
RANCANGAN PENELITIAN

1. Judul Penelitian
ANALISIS RELASI MAKNA ADJEKTIVA DASAR DALAM BAHASA MELAYU DIALEK SAMBAS
2. Latar Belakang
            Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bahasa merupakan alat yang digunakan oleh manusia untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak sehingga terjadi komunikasi dan interaksi dalam kehidupan masyarakat. Melihat pentingnya peranan bahasa, tidak mungkin manusia dapat dipisahkan dari suatu bahasa dalam kehidupan sehari-hari dengan berbagai perbuatannya, bahkan tidak terlalu berbelebihan dinyatakan bahwa apabila tanpa bahasa manusia tidak dapat mewujudkan segala pikiran dan perasaannya.
            Dalam wilayah NKRI, selain bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, terdapat berbagai macam bahasa daerah. Terdapatnya berbagai macam bahasa daerah tersebut mencerminkan keanekaragaman bangsa Indonesia yang merupakan peninggalan budaya dari nenek moyang bahasa mereka. Oleh karena itu, bahasa daerah perlu dibina dan dipelihara karena merupakan identitas suatu daerah.
            Dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan bahasa daerah, berbagai usaha telah dilakukan yaitu dengan penelitian terhadap bahasa daerah tersebut. Hal ini dilakukan dengan kesadaran bahwa fungsi bahasa daerah sangat penting dalam masyarakat Indonesia dan dapat disumbangkan bagi perkembangan bahasa Indonesia.
            Bahasa Melayu Dialek Sambas (BMDS) merupakan sebuah alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat di Kabupaten Sambas dan Kotamadya Singkawang. Bahasa tersebut sampai sekarang masih dipakai dan dipelihara oleh masyarakat penuturnya. Bagi masyarakat penuturnya, fungsi bahasa Melayu dialek Sambas mempunyai kesamaan dengan fungsi bahasa-bahasa daerah lainnya, yaitu sebagai (1) lambang kebanggan daerah, (2) lambang identitas daerah, dan (3) alat penghubung di dalam keluarga dan masyarakat daerah.
            Pada kesempatan ini, peneliti akan meneliti bahasa Melayu dialek Sambas, khususnya tentang adjektiva atau kata sifat untuk mengetahui relasi maknanya. Adapun alasan peneliti memilih adjektiva sebagai objek adalah (1) relasi makna adjektiva bahasa Melayu dialek Sambas sebagai tugas mata kuliah Menulis 3, (2) adjektiva dalam bahasa Melayu dialek Sambas memiliki kemiripan dengan adjektiva dalam bahasa Indonesia. Dari kenyataan itu, peneliti ingin mengetahui apakah dengan kemiripan tersebut memiliki relasi makna yang mirip juga. Dengan pertimbangan pembahasan tentang adjektiva akan terlalu luas, maka penelitian ini akan dibatasi pada adjektiva dasar saja.
            Adapun alasan peneliti memilih bahasa Melayu disalek Sambas ialah untuk mengangkat keberadaan bahasa ini ke hadapan masyarakat, khususnya Kalimantan Barat. Hal tersebut dikarenakan sampai saat ini belum adanya informasi lengkap yang diperlukan dalam rangka pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia, serta pemeliharaan bahasa daerah. Mengingat banyaknya kecamatan serta luasnya Wilayah Kabupaten Sambas, maka penelitian ini dilakukan di Kecamtan Tebas. Sehubungan dengan itu, data yang digunakan dalam penelitian bahasa Melayu dialek Sambas, yang bervariasi Kecamatan Tebas.
            Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan Desa Tebas Sungai, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas sebagai tempat pengambilan data.  Alasan peneliti memilih Desa Tebas Sungai, antara lain: pertama, di desa tersebut belum pernah dilakukan penelitian terhadap bahasa dari aspek apapun. Kedua; mayoritas penduduknya adalah suku Melayu.
            Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembanding relasi makna kata dalam BMDS dengan relasi makna adjektiva dasar dalam bahasa Indonesia dan bahasa Melayu yang ada di Kalimantan Barat. Jika dikaitkan dengan pengajaran, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terutama sebagai bahan penunjang atau bahan perbandingan dalam pengajaran relasi makna adjektiva dasar yang ada di SD, SMP, dan SMA.

3. Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah umum dalam penelitian ini adalah bagaimana relasi makna adjektiva dalam bahasa Melayu dialek Sambas? Masalah umum tersebut selanjutnya dibatasi pada submasalah berikut.
a.       Bagaimana relasi makna sinonim adjektiva dasar dalam BMDS?
b.      Bagaimana relasi makna antonim adjektiva dasar dalam BMDS?
c.       Bagaimana relasi makna hiponim adjektiva dasar dalam BMDS?
d.      Bagaimana relasi makna polisemi adjektiva dasar dalam BMDS?
e.       Bagaimana relasi makna homonim adjektiva dasar dalam BMDS?






4. Ruang Lingkup Penelitian
            Agar penelitian ini terarah, khususnya dalam bidang penampilan data, maka perlu adanya ruang lingkup penelitian. Berkaitan dengan masalah penelitian, maka ruang lingkup ini adalah sebagai berikut.
a.       Pembahasan sinonim dalam BMDS difokuskan hanya mendeskripsikan pasangan sinonim yang berupa adjektiva dasar saja.
b.      Pembahasan antonim dalam BMDS difokuskan hanya mendeskripsikan pasangan antonim yang berupa adjektiva dasar saja.
c.       Pembahasan hiponim dalam BMDS difokuskan hanya mendeskripsikan hiponim yang berupa adjektiva dasar saja.
d.      Pembahasan polisemi dalam BMDS hanya mendeskripsikan polisemi yang berupa adjektiva dasar saja.
e.       Pembahasan homonim dalam BMDS difokuskan hanya mendeskripsikan homonim yang berupa adjektiva dasar saja.

5. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut.
a. Pendeskripsian relasi makna sinonim adjektiva dasar dalam BMDS.
b. Pendeskripsian relasi makna antonim adjektiva dasar dalam BMDS.
c. Pendeskripsian relasi makna hiponim adjektiva dasar dalam BMDS.
d. Pendeskripsian relasi makna polisemi adjektiva dasar dalam BMDS.
e. Pendeskripsian relasi makna homonim adjektiva dasar dalam BMDS.

6. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yaitu dapat membantu pembaca memahami aspek relasi makna adjektiva dasar dalam BMDS. Hasil penelitian ini juga bisa dijadikan bahan rujukan untuk penelitian bahasa yang berbeda, khusus nya tentang aspek relasi makna adjektiva dasar.
 7. Penjelasan Istilah
            Dalam penelitian ini, beberapa istilah yang perlu dijelaskan agar tidak terjadi salah pengertian antara penulis dengan pembaca.
a. Analisis
 Berdasarkan KBBI “analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungannya antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.”
b. Relasi Makna
Menurut Chaer (1994:82) “relasi makna adalah hubungan kemaknaan atau relasi semantic antara sebuah kata atau satuan bahasa lainnya dengan kata atau satuan bahasa lainnya lagi.”
c. Adjektiva
Berdasarkan KBBI “Adjektiva (linguistik) : kata yang memberi keterangan pada nomina (kata benda), yang umumnya bisa digabungkan dengan kata ‘sangat’ atau ‘lebih’. Dari pengertian di atas, adjektiva bisa diartikan sebagai kata keterangan atau kata sifat, kata yang menerangkan sifat suatu benda.”
d. Bahasa Melayu dialek Sambas (BMDS) adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat Melayu Sambas yang bertempat tinggal di Kabupaten Sambas.

8. Kajian Pustaka
8.1 Adjektiva
 Adjektiva sering disebut juga kata sifat atau kata keadaan. Menurut Moeliono (1993: 209), adjektiva adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda atau binatang dan menurut Djajasudarma (1993c: 40) memiliki fungsi menerangkan benda atau kualitas benda, peristiwa, keadaan, dan lain-lain.
Adjektiva, menurut Kridalaksana dijelaskan sebagai kategori yang ditandai oleh
kemungkinannya untuk (1) bergabung dengan kata tidak, (2) mendampingi nomina, (3)
didampingi kata-kata seperti: lebih, sangat, agak, (4) mempunyai ciri morfologis seperti –er
(dalam honorer), -if (dalam sensitif), -i (dalam alami), atau (5) dibentuk menjadi nomina dengan
konfiks ke-an, seperti adil menjadi keadilan, halus menjadi kehalusan, yakin menjadi
keyakinan.
            Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa adjektiva adalah semua kata yang menerangkan sifat pada suatu kata dalam arti yang seluas-luasnya.
Ciri-ciri Adjektiva
1.      Menurut Chaer, kata-kata yang dapat diikuti dengan kata keterangan sekali serta dapat dibentuk menjadi kata ulang berimbuhan gabung se – nya, misalnya kata indah (indah sekali, seindah-indahnya)
2.      Effendi (1995), Alwi et al  (2003:171), dan Kridalaksana (2005:59) mengungkapkan ciri-ciri adjektiva ini lebih terperinci, yaitu adjektiva merupakan kategori yang memiliki kemungkinan untuk (1) bergabung dengan partikel tidak, (2) mendampingi nomina, atau (3) didampingi partikel seperti lebih, sangat, agak, (4) dapat hadir berdampingan dengan kata  lebih…daripada… atau  paling untuk menyatakan tingkat perbandingan, (5) mempunyai ciri-ciri morfologis, seperti – er, - if, (6) dapat dibentuk menjadi nomina dengan konfiks ke – an, dan (7) dapat berfungsi atributif, predikatif, dan pelengkap.

Adjektiva Dasar
Sebagian besar adjektiva dasar merupakan bentuk yang monomorfemis, meskipun ada yang berbentuk perulangan semu. Perhatikan contoh berikut: arif, anggun, rajin, malas, besar, mewah, putih, pura-pura, sia-sia.

a. Pengertian Makna
            Menurut Poerwadaminta dalam (1986:45) “ Makna: arti atau maksud.” Hornby dalam Pateda (1986:45) berpendapat “makna ialah apa yang kita artikan atau apa yang kita maksud.”
b. Makna Adjektiva

Relasi Makna Adjektiva Dasar
            Relasi semantik adalah hubungan kemaknaan antara sebuah kata atau satuan bahasa lainnya dengan kata atau satuan bahasa lainnya lagi. Menurut Chaer (1994:82) “hubungan atau relasi kemaknaan ini mungkin menyangkut hal kesamaan makna (sinonim), kebalikan makna (antonim), kegandaan makna (polisemi dan ambiguitas), ketercakupan makna (hiponimi), kelainan makna (homonimi), kelebihan makna (redudansi), dan sebagainya”.
            Menurut Soedjito (1992:76) “hubungan makna antarkata dapat berwujud (1) sinonim, (2) antonim, (3) homonim, (4) polisemi, dan (5) hiponim.” Sedangkan, menurut Keraf dalam paradila (2007:8) kelima macam relasi antara kata (sinonim, polisemi, homonim, hiponim dan antonim) dapat dikelompokkan atas:
a. Relasi antara bentuk dan makna yang melibatkan sinonim dan polisemi.
b. Relasi antara dua makna yang melibatkan hiponim dan antonim.
c. Relasi antara dua bentuk yang melibatkan homonim, yaitu satu bentuk mengacu kepada dua referen yang berlainan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa adjektiva dasar memiliki lima macam relasi makna yaitu sinonim, antonim, polisemi, hiponim, dan homonim.
a. sinonim
Menurut Soedjito (1992:76) “sinonim ialah dua kata atau lebih yang memiliki makna yang sama atau hampir sama.”
b. antonim
Menurut Chaer (1994:88) “kata antonim berasal dari kata Yunani kuno, yaitu onoma yang artinya nama dan anti yang artinya melawan. Maka secara harfiah antonim berarti nama lain untuk benda lain pula”.
c. Hiponim
Menurut Chaer (1994:98) “kata hiponim berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma berarti nama dan hypo berarti di bawah. Jadi secara harfiah berarti nama yang termasuk di bawah nama lain.”
d. Polisemi
“polisemi adalah relasi makna suatu kata yang memiliki makna yang lebih dari satu kata yang memiliki maknba yang berbeda-beda tetapi masih dalam satu aluran arti” (Prawirusumantri dalam Pradila 2007:12). Menurut Chaer (1994:101) “polisemi lazim diartikan sebagai satuan bahasa nyang memiliki makna lebih dari satu.
e. Homonim
Menurut Chaer (1994:93) berpendapat “homonim berasal dari bahasa Yunani kuno onoma yang berarti nama dan homo yang berarti sama. Secara harfiah homonim dapat diartikan sebagai nama sama untuk benda atau hal lain.”

9. Metodologi Penelitian
9.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini memberikan gambaran secara rinci tentang adjektiva. Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah dengan cara menggambarkan atau mengungkapkan subjek atau objek yang diteliti secara apa adanya, artinya sesuai dengan fakta pada saat penelitian itu dilakukan.
Sudaryanto (1988:62) mengemukakan “metode deskriptif menyarankan bahwa penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan fakta yang ada atau fenomena yang memang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya, sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa perian bahasa yang biasa dikatakan sifatnya seperti potret: paparan seperti apa adanya.”

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada. Metode deskriptif digunakan karena penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan adjektiva dasar BMDS.

9.2 Bentuk Penelitian
            Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan bentuk penelitian yang menggambarkan suatu keadaan dengan uraian. Menurut Djajasudarma (2003:17) “penelitian kualitatif data yang dikumpulkan bukanlah angka-angka, dapat berupa kata-kata atau gambaran sesuatu yang mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video, tape, dokumen pribadi dan yang lainnya.”

9.3 Sumber Data dan Data
a. Sumber Data
            Loflan (dalam Moleong, 2004:154) mengatakan “sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.” Berkaitan dengan hal itu, sumber data dalam penelitian ini adalah BMDS yang dituturkan oleh penuturnya di Desa Tebas Sungai, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas yang dijadikan informan penelitian.

b. Data
            Data dalam penelitian ini adalah kata-kata yang mengandung relasi makna adjektiva dasar BMDS yang digunakan oleh masyarakat di Desa Tebas Sungai, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas.
9.4 Informan Penelitian
            Menurut Mahsun dalam Pradila (2007:21) criteria informan sebagai berikut.
a. berjenis kelamin pria atau wanita;
b. berusia 25-65 tahun;
c. informan lahir dan dibesarkan di daerah tersebut;
d. berpendidikan minimal SD;
e. mobilitas keluar daerah rendah;
f. sehat jasmani dan rohani;
g. pekerjaannya petani atau buruh;
h. sehari-hari menggunakan bahasa daerah;
i. informan bersedia menjadi informan penelitian

9.5 Teknik dan Alat pengumpul Data
a. Teknik Pengumpulan Data
            Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah komunikasi langsung dengan wawancara dan percakapan. Teknik wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data utama dalam pengumpulan data. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pancingan yang mengarah pada kalimat yang mengandung adjektiva dasar BMDS.
b. Alat Pengumpulan Data
            Menurut Moleong (2004:163) “cirri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan serta, namun peranan penelitilah yang menentukan keseluruhan skenarionya. Kedudukan peneliti sebagai instrument kunci merupakan perencana data, pelaksana pengumpulan data, penganalisis data, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitian. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan alat pengumpulan data sebagai berikut.
1. Instrumen penelitian yang berupa daftar kosakata dan kalimat untuk menjaring data yang ditanyakan peneliti kepada informan.
2. Alat peraga.
3. Kartu data yang digunakan untuk mempermudah mengelompokkan data.
4. Alat perekam.
5. Cerita rakyat.
9.6 Teknik Analisis Data
a. Transkripsi
            Menurut Moleong (2004:151) “transkripsi adalah salinan hasil wawancara dalam pita suara ke dalam ketiakan di atas kertas.” Berdasarkan pendapat tersebut, pada tahap ini pendeskripsian data yang telah diperoleh dilakukan setelah proses perekaman dan pencatatan. Hasil pencatatan yang masih berupa data lisan kemudian ditranskripsikan ke dalam teks tertulis.”
b. Penerjemahan
            Pada tahap ini, data yang telah ditranskripsikan ke dalam bahasa tulis, diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia agar mempermudah penulis menganalisis data-data.
c. Klasifikasi
            Data yang telah ditranskripsikan, diklasifikasikan sesuai dengan submasalah yaitu relasi makna dan jenis makna dari relasi makna adjektiva dasar.
d. Analisis Data
            “Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data” (Moleong, 2004:103). Berdasarkan pendapat itu, pada tahap ini data yang sudah diklasifikasikan dianalisis sesuai dengan rumusan masalah yaitu relasi makna adjektiva dasar.
e. Kesimpulan
            Pada tahap ini data disimpulkan sehingga diperoleh deskripsi linguistik secara menyeluruh tentang relasi makna adjektiva dasar BMDS.








DAFTAR PUSTAKA

Affifuddin dan Beni Ahmad Saebani. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Pustaka Setia.

Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Chaer, Abdul. 1994. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Djajasudarma, T. Fatimah. 2003. Semantik 2 Pemahaman Ilmu Makna. Bandung: PT Refika.
Finoza, Lamuddin. 2002. Komposisi Bahasa Indonesia; Untuk Mahasiswa Jurusan Bahasa. Jakarta: Insan Mulia.

Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Pradila, Cici. 2007. Relasi Semantik Kata dalam Bahasa Melayu Dialek Sanggau (skripsi). Pontianak: FKIP Untan.

Ramlan, M. 2001. Morfologi Suatu Tinajauan Deskriptif. Yogyakarta: CV Karyono.
Tim Redaksi. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia; Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar